Dr. Drs. I Ketut Sudita, M. Si Menerima Penghargaan Kerti Budaya dari Walikota Denpasar

Undang sebagai Dosen Praktisi, Bunda Putri Koster Berikan Materi Puisi
Februari 24, 2024
Pelepasan Purna Tugas Made Mertayasa dan Retno: Tularkan Kerja Keras dan Kegigihan untuk Terus Maju dan Berkembang
Maret 1, 2024
Undang sebagai Dosen Praktisi, Bunda Putri Koster Berikan Materi Puisi
Februari 24, 2024
Pelepasan Purna Tugas Made Mertayasa dan Retno: Tularkan Kerja Keras dan Kegigihan untuk Terus Maju dan Berkembang
Maret 1, 2024

Puncak perayaan HUT Kota Denpasar ke-236 tahun 2024 dirangkaikan dengan penyerahan penghargaan terhadap para seniman atau budayawan yang telah berdedikasi terhadap pemajuan seni dan budaya di Kota Denpasar. Acara ini berlangsung pada hari Senin, 26 Pebruari 2024 di Gedung Taksu Dharma Negara Alaya Lumintang dari pukul 09.00 WITA hingga pukul 12.00 WITA. Penghargaan tahunan terhadap seniman Kota Denpasar tersebut berupa Penghargaan Parama Budaya bagi seniman atau budayawan yang karyanya telah dirasakan manfaatnya secara lebih luas dalam dinamika budaya masyarakat, seperti penataan arsitektur tradisi oleh I Gusti Bagus Oka (Dosen Arsitektur Unud sekaligus panglingsir Puri Ageng Pemayun Kesiman) serta penataan DAS Tukad Bindu oleh Yayasan Tukad Bindu. Sejalan dengan itu, dianugrahkan juga Penghargaan Kerti Budaya pada sejumlah seniman sesuai dengan spesifikasi seni yang ditekuni, seperti pada kategori seniman lukis yang diraih oleh Dr. Drs.I Ketut Sudita, M. Si. Seniman kelahiran Denpasar tersebut merupakan salah seorang dosen senior pada Prodi Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha).

Dalam suatu wawancara usai acara apresiasi dan pentas seni tersebut, Pak Tut Sudita, panggilan akrab beliau di dunia seniman, mengungkapkan perasaannya ketika menerima penghargaan yang diserahkan langsung oleh Walikota Denpasar, yang didampingi oleh Wakil Walikota serta Ketua DPRD Kota Denpasar ini. Sesungguhnya Beliau tidak pernah membayangkan karena selama ini selalu fokus untuk berkarya, baik dalam karya sebagai seniman maupun karya sebagai akademisi seni di perguruan tinggi. Terlebih lagi beliau memang enggan untuk mempublikasi sejumlah penghargaan yang telah diperoleh, seperti penghargaan dari Museum Rudana. Ini terkait dengan idealis yang dimiliki sebagai seniman yang selalu menyatu dengan estetika karya yang dihasilkan. Walaupun demikian, sosok seniman dan sekaligus dosen gagah dengan ciri khasnya pada kumisnya yang lebat menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas perhatian dan penghargaan dari Pemerintah Kota Denpasar terhadap peran dan karya seniman seperti pada acara tahunan ini. Begitu juga dengan perhatian dan penghargaan dari para kolega seniman yang telah mengusulkan hingga menjadikan dirinya sebagai salah seorang penerima penghargaan seperti saat ini bersama sejumlah seniman lain dalam kategori yang berbeda. Dalam sisa pengabdiannya yang tinggal dua tahun lagi di kampus FBS Undiksha, seniman yang sudah berkiprah di kancah internasional ini berharap supaya para dosen senantiasa termotivasi  mengembangkan keilmuan secara dinamis sebagai suatu upaya untuk mengangkat popularitas lembaga secara praktis.