Prof. Lasmawan di Workshop FBS Undiksha: Kerja Berkualitas, Buah Karya Lingkungan dan Penyadaran Diri

Dari Workshop FBS: Wujudkan Undiksha Sebagai IRUEL, Rektor Ajak Tenaga Kependidikan Turut Berperan
Oktober 23, 2021
Tirta Yatra, FBS Undiksha Implementasikan Tri Hita Karana
Oktober 24, 2021
Dari Workshop FBS: Wujudkan Undiksha Sebagai IRUEL, Rektor Ajak Tenaga Kependidikan Turut Berperan
Oktober 23, 2021
Tirta Yatra, FBS Undiksha Implementasikan Tri Hita Karana
Oktober 24, 2021

Denpasar- Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) memiliki cita-cita besar yang terpatri dalam bentuk visi, yaitu Menjadi Universitas Unggul Berlandaskan Falsafah Tri Hita Karana di Asia pada Tahun 2045. Selain itu, dalam setiap tahun, perguruan tinggi yang memiliki delapan fakultas ini memiliki target yang harus berhasil diwujudkan. Seperti pada tahun 2021-2022, bertekad untuk menjadi Internasional Reputable University in Education and Leadership (IRUEL). Mencapai itu, sederet program prioritas telah dirumuskan, yang terbingkai Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Keberhasilan mewujudkan cita-cita besar itu mesti didukung dengan kinerja pegawai yang berkualitas dan tidak dapat dilakukan seorang diri. Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Administrasi, Keuangan, dan Sumber Daya Manusia Undiksha, Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, M.Pd., menegaskan harus ada kolaborasi, yaitu dapat bekerja dengan siapapun pada konteks tertentu yang memang dibenarkan oleh aturan. “Sehebat apapun anda, kalau anda sendiri, maka anda tidak orang hebat. Kalau jadi orang hebat, berkolaborasilah, berteman, bersinergi dengan siapapun yang satu visi, apalagi sesuai dengan visi lembaga ini,” tegasnya saat menjadi narasumber di workshop penguatan kecerdasan spiritual dan emosional mendukung Undiksha sebagai IRUEL yang digelar Fakultas Bahasa dan Seni, Sabtu (23/10/2021).

Selain kerjasama, masih ada enam hal yang menurutnya mesti diperhatikan oleh para pegawai dan itu sangat berpengaruh terhadap perkembangan universitas. Pertama, komitmen terhadap pekerjaan. “Komitmen pada diri itu penting. Apapun pekerjaan kita, kalau tanpa komtimen tidak bagus. Apalagi bekerja di sebuah organisasi yang kita tidak bisa memilih teman kerja. Maka yang harus berubah, bukan soal pekerja. Tetapi bagaimana diri kita bisa menyesuaikan dengan lingkungan, dengan orang yang diajak bekerja. Itu namanya komitmen pada diri,” katanya.

Kedua, menguasai teknologi. Sebagai pegawai mesti mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Di Undiksha, pelayanan berbasis teknologi terus dikembangkan. Salah satunya untuk pembuatan laporan kinerja berbasis android. “Mau tidak mau harus belajar, harus menguasai teknologi,” pesannya. Ketiga,  menguasai bahasa internasional. Bagi tenaga kependidikan, mungkin hal ini belum menjadi kebutuhan yang utama. Tetapi jika melihat arah pengembangan Undiksha yang diinginkan menjadi rumah belajar masyarakat internasional, penguasaan bahasa internasional menjadi sangat perlu. “Jika ada kesempatan untuk belajar, lakukan itu. Kedepan dengan ada kelas internasional, kita akan memiliki mahasiswa internasional, penguasaan bahasa internasional sangat perlu,” kata Lasmawan.

Keempat, pegawai harus kreatif. Artinya, dalam bekerja tidak hanya menunggu perintah, tetapi dapat menunjukkan kemandirian maupun mengembangkan kreativitas yang berhubungan dengan tugas dan fungsi. Kelima, adalah profesional, yaitu bagaimana pegawai benar-benar mengetahui dan memahami tugas dan fungsi sesuai dengan kompetensi yang diinginkan oleh suatu posisi. “Jangan sampai mau menguasai semua pekerjaan hanya untuk kepentingan pribadi. Kalau di perlengkapan misalnya, pahami perlengkapan. Bagaimana agar bagus, agar tertib,” tegas Wakil Rektor asal Kintamani, Kabupaten Bangli ini.  Terakhir, sebagai pegawai atau pekerja, mesti memiliki keterampilan di bidangnya yang didukung dengan peningkatan kualitas diri. “Semua ini adalah kunci bagaimana tendik bisa meng-upgrade kemampuan dan keterampilannya,” imbuhnya.

Secara singkat, Lasmawan mengatakan implementasi ketujuh hal tersebut adalah buah karya lingkungan dan penyadaran diri. Artinya lingkungan memberikan pengalaman bagi para pegawai mengenai hal yang mesti dilakukan dalam rangka menjawab berbagai tantangan yang ada. Penyadaran diri yang dimaksud adalah menyadari tugas dan fungsi dalam konteks pekerjaan dan sadar dengan kemampuan.

Terkait dengan kepegawaian, Undiksha terus berbenah untuk bisa menjadi lebih baik. Diinginkan kedepan dapat terwujud SDM yang mencirikan era revolusi industri 4.0, yaitu kreatif, komunikatif, kolaboratif, dan kritis. “Dalam rangka meningkatkan kualitas SDM, pimpinan mendorong pegawai untuk studi lanjut dengan memberikan bantuan dana. Ini sudah dilakukan,” jelasnya.

Guna menterjadikan Undiksha sebagai IRUEL, Lasmawan berharap kepada pegawai untuk senantiasa mengoptimalkan kemampuan diri, kemampuan berorganisasi, yaitu membangun teamwork serta melek terhadap  kemajuan teknologi. Dengan itu, seorang pegawai diyakini akan mampu menjadikan dirinya bermakna untuk organisasinya, yaitu Undiksha. “Ini penting, mengingat untuk menjadikan Undiksha sebagai IRUEL, setiap subsistem di Undiksha ini harus mampu memainkan perannya secara optimal. Oleh sebab itu, siapapun dia, sebagai warga masyarakat Undiksha harus mau, mampu, dan membiasakan diri, berkomitmen, kompeten, serta melek terhadap dinamika tagihan pelayanan kelembagaan. Karena peningkatan Pelayanan kelembagaan akan menjamin Undiksha ini utk mampu sesegera mungkin mewujudkan IRUEL tersebut,” pungkas Lasmawan. (hms)