Dukung Undiksha Sebagai IRUEL, Fakultas Bahasa dan Seni Perkuat Kecerdasan Spiritual dan Emosional Tenaga Kependidikan
Oktober 25, 2021Dr. Gde Artawan, M.Pd. dan Dr. Drs. Hardiman, M.Si. Raih Penghargaan Bali Jani Nugraha 2021 oleh Gubernur Bali.
November 9, 2021Singaraja- Nyurat lontar, menjadi salah satu kearifan lokal yang diwariskan leluhur untuk masyarakat Bali. Tradisi tulis menulis ini telah ada sejak zaman silam, yang pada umumnya menggunakan aksara Bali. Berbagai hal dituliskan pada media daun lontar yang di dalamnya terkandung buah pikiran yang bersifat edukatif. Di tengah perkembangan zaman yang kian modern, ditambah dengan lebih masifnya penggunaan aksara latin, menjadikan aktivitas nyurat lontar meredup.
Jurusan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) memberikan perhatian terhadap realitas itu. Upaya pelestarian dilakukan, salah satunya melalui lomba, Senin (25/10/2021). Kegiatan yang berlangsung di Wantilan Sasana Budaya, Kota Singaraja ini diikuti 26 peserta dari SMA/SMK se-Bali. Lomba yang memperebutkan piala Rektor Undiksha ini diikuti dengan antusias dengan tetap memperhatikan protokol pencegahan penyebaran Covid-19.
Ketua Jurusan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Dr. I Wayan Artika, S.Pd.,M.Hum., mengatakan kegiatan ini sangat penting untuk pelestarian budaya Bali. “Dan ini memang arti pentingnya kita lihat, dari misi jurusan, dalam hal ini prodi pendidikan bahasa Bali yang sangat dekat kaitannya dengan menulis lontar. Oleh karena itu kegiatan ini kita lakukan untuk menjadi kegiatan bersama,” katanya.
Akademisi asal Desa Batungsel, Kabupaten Tabanan ini juga menjelaskan penggunaan aksara Bali memang tidak semasif aksara latin. Hal tersebut memicu aksara Bali agak terdesak. Oleh karena itu, perlu ada upaya pelestarian secara terus menerus, sekaligus menyambut program-program yang dicanangkan Pemerintah Daerah Provinsi Bali. “Kami ingi menyumbangkan sesuatu yang berharga bagi kebudayaan Bali, sebagai rasa hormat kepada leluhur yang telah mengembangkan aksara Bali. Karena tidak semua bahasa memiliki aksara. Karena itu, kami sangat merasa perlukan dukungan berbagai pihak, terutama bagaimana kami bisa mengimplementasikan ini dalam konsep merdeka belajar kampus merdeka,” jelasnya.
Kegiatan ini dibuka Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Prof. Dr. I Made Sutama, M.Pd. Ia memberikan apresiasi terhadap jurusan bahasa sastra Indonesia dan daerah yang telah turut ambil andil dalam pelestarian budaya Bali. Diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara berkelanjutan dan kedepan jumlah peserta semakin meningkat dalam rangka mempertahankan eksistensi aksara Bali. (hms)