Cerita Wisuda ke-65 Undiksha, Wisudawan Basindo Lulus Melalui Publikasi Artikel sebagai Pengganti Skripsi
Agustus 27, 2021Dukung Daya Saing, BEM FBS Undiksha Perkuat Pendidikan Karakter
September 18, 2021Singaraja- Kehadiran pandemi Covid-19 telah memicu perubahan pada tatanan kehidupan masyarakat, seperti pendidikan dan ekonomi. Kondisi yang berlangsung cukup lama, berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan mental. Hal demikian menjadi perhatian Himpunan Mahasiswa Jurusan Bahasa Asing Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha (FBS-Undiksha). Organisasi kemahasiswaan ini menyediakan ruang untuk berbagi pengetahuan tentang strategi atau tips menjaga kesehatan mental melalui webinar, Sabtu (18/9/2021).
Terdapat dua narasumber yang dihadirkan dalam webinar dengan peserta Mahasiswa Jurusan Bahasa Asing ini. Luh Putu Yuli Surya Dewi, S.Psi., selaku Konseling Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Kabupaten Buleleng dan Kadek Dwi Chandra Oktariana selaku Wakil I Bajang Bali dan Bajang Bali Best in Speech 2021. Ketua Panitia, Ni Kadek Priska Ayu Widyawati menjelaskan kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat yang masuk sebagai Tri Dharma Perguruan Tinggi. “Webinar ini diisi dengan materi tentang manajemen stress dan tips untuk meningkatkan kualitas diri di masa pandemi. Ini penting bagi mahasiswa,” jelasnya.
Kegiatan ini dibuka oleh Dekan FBS Undiksha, Prof. Dr. I Made Sutama, M.Pd. Ia menyampaikan kesehatan mental tidak dapat dipisahkan dengan kesehatan fisik maupun sebaliknya. “Artinya, kalau pikiran atau mental kita sehat, fisik kita akan terbantu untuk menjadi lebih sehat,” katanya. Akan tetapi persoalannya adalah semakin kedepan, seiring dengan semakin kompleksnya tantangan, entah yang berasal dari pribadi, lingkungan ekonomi, termasuk yang belakangan menimpa adalah pandemi, potensi munculnya gangguan kesehatan mental semakin besar. “Pandemi memang menggangu mental banyak orang yang membuat banyak orang cemas dan takut terpapar. Kemudian pandemi mengubah cara hidup kita termasuk di kalangan mahasiswa yang berubah caranya belajar. Sebelumnya ada sisi lain yang menggembirakan bisa datang ke kampus, sekarang hal itu tidak bisa dilakukan. Sehingga tantangan kita untuk kesehatan mental semakin besar kedepan,” ucapnya, didampingi Ketua Jurusan Bahasa Asing, Dr. Ni Luh Putu Eka Sulistia Dewi, S.Pd.,M.Pd.
Berdasarkan hal tersebut, menurutnya webinar ini sangat tepat untuk dilaksanakan. “Disinilah saya lihat pentingnya webinar ini sekaligus saya mengapresiasi panitia, HMJ Bahasa Asing beserta pengelola Jurusan Bahasa Asing yang sudah memilih tema yang sangat kontekstual, yang sangat relevan dengan apa yang kita alami sekarang,” imbuhnya.
Pada sesi pemaparan materi, narasumber Yuli Surya Dewi membawakan materi “Tingkatkan Kualitas Diri melalui Stress Manajemen di Masa Pandemi”. Ia pun menyatakan kehadiran pandemi telah memicu stress pada masyarakat. Terdapat sejumlah upaya untuk manajemen stress, yaitu upayakan tetap di rumah saja. Ambil jeda dan menjauhi berita negatif soal Covid-19, tetap menjaga kesehatan dengan pola makan yang seimbang dan berolahraga, luangkan waktu untuk bersantai dan coba melakukan aktivitas yang disukai, terhubung dengan orang lain, menghubungi konselor jika terjadi stress yang berlarut-larut, dan tidak lupa untuk selalu berdoa.
Sementara itu, narasumber Dwi Chandra Oktariana membawakan materi “Tips bagi Mahasiswa untuk Meningkatkan Kualitas Diri di Masa Pandemi”. Ia mengatakan pandemi telah menciptakan situasi baru pada kehidupan mahasiswa, khususnya dalam perkuliahan. “Di Pandemi ini, kita berubah banyak sekali. Hampir semua sektor dalam kehidupan,” katanya. Namun demikian, menurutnya upaya peningkatan kualitas diri tetap menjadi keharusan untuk dilakukan, khususnya oleh para mahasiswa. “Kita harus berdaptasi kalau kita mau survive. Kalau sebelumnya belajar tatap muka, sekarang harus online, kita harus beradaptasi. Kita harus belajar bagaimana sih caranya menggunakan media platform untuk pembelajaran, bagaimana caranya berinteraksi agar tetap bisa kerasa feeling-nya meski hanya melihat monitor,” katanya. Selain itu, mahasiswa dapat memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan-kegiatan positif, menyesuaikan dengan minat dan bakat.