Edisi Perdana International Journal of Digital Learning on Languages and Arts (IJODLLA) Sudah Terbit!
Juli 30, 2024VLDL Newsletter (Edisi Agustus 2024)
Dalam era digital saat ini, perkembangan teknologi semakin pesat dan memberikan dampak signifikan di berbagai sektor, termasuk pendidikan. Beberapa jenis inovasi teknologi yang mendapat perhatian besar adalah generative AI (GenAI), khususnya model bahasa seperti ChatGPT, Gemini, Jenni, Perplexity, Co-Pilot, SciSpace, dan lainnya. Teknologi ini memiliki potensi besar untuk mendukung proses pembelajaran, terutama dalam bidang bahasa dan seni. Namun, di sisi lain, penggunaan GenAI juga menimbulkan kekhawatiran terkait potensi kecurangan akademis dan integritas akademik. Dalam newsletter ini, akan dibahas bagaimana GenAI seperti ChatGPT dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran bahasa dan seni serta strategi untuk menghindari potensi kecurangan akademis.
Manfaat GenAI dalam Pembelajaran Bahasa
GenAI memiliki kemampuan untuk memproses dan menghasilkan teks dalam berbagai bahasa dengan tingkat keakuratan yang tinggi. Hal ini membuka peluang besar dalam pembelajaran bahasa dengan beberapa cara yang bisa disampaikan sebagai berikut.
1. Peningkatan Kemampuan Menulis dan Berbicara: ChatGPT dapat digunakan sebagai alat untuk berlatih menulis dan berbicara dalam bahasa asing. Misalnya, siswa dapat berinteraksi dengan AI untuk memperbaiki tata bahasa, struktur kalimat, dan kosa kata mereka. ChatGPT juga bisa memberikan umpan balik yang konstruktif, sehingga siswa dapat memperbaiki kesalahan dan meningkatkan keterampilan mereka. Hal ini sejalan dengan konsep virtual pedagogical agent.
2. Pembelajaran Interaktif: GenAI dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih interaktif dan menyenangkan. Siswa dapat melakukan percakapan dengan AI dalam bahasa target, yang dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam menggunakan bahasa tersebut dalam konteks nyata. Interaksi ini membantu siswa menjadi lebih percaya diri dalam berkomunikasi.
3. Akses ke Sumber Belajar yang Beragam: ChatGPT dapat mengakses dan menganalisis berbagai sumber belajar, termasuk artikel, buku, dan jurnal dalam berbagai bahasa. Hal ini memungkinkan siswa untuk mendapatkan referensi yang lebih luas dan mendalam tentang topik yang mereka pelajari. Namun, tetap perlu kehati-hatian agar integritas akademik bisa terjaga. Sudah banyak ada kasus di banyak negara, termasuk Indonesia terhadap penyalahgunaan ChatGPT misalnya dalam karya ilmiah.
4. Personalised Learning: GenAI dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan belajar individu. Misalnya, ChatGPT dapat mengidentifikasi kelemahan siswa dalam aspek tertentu dari bahasa dan memberikan latihan atau materi yang sesuai untuk memperbaikinya.
Manfaat GenAI dalam Pembelajaran Seni
Selain bahasa, GenAI juga memiliki aplikasi yang signifikan dalam pembelajaran seni. Berikut beberapa manfaatnya.
1. Inspirasi Kreatif: ChatGPT dapat digunakan untuk menghasilkan ide-ide kreatif yang dapat menginspirasi seniman dalam menciptakan karya seni. AI dapat membantu mengembangkan konsep, tema, atau bahkan skenario untuk proyek seni, termasuk lukisan, musik, atau sastra.
2. Pembelajaran Teknik Seni: GenAI dapat memberikan panduan langkah demi langkah (tutorial) dalam praktik seni tertentu. Misalnya, AI dapat memberikan tutorial tentang cara melukis dengan gaya tertentu atau cara memainkan instrumen musik. Hal ini tentu disesuaikan proses kreatif seni itu sendiri dan bisa digunakan pada saat diperlukan atau tahapan tertentu, misal awal curah ide atau tahapan pemula.
3. Analisis Karya Seni: ChatGPT dapat membantu siswa menganalisis dan memahami karya seni. AI dapat memberikan interpretasi dan konteks historis, serta membantu siswa mengidentifikasi elemen-elemen penting dalam sebuah karya seni. Ini bisa digunakan sebagai media diskusi dan melatih keterampilan kreatif dan berpikir kritis.
Potensi Kecurangan Akademis dan Strategi Pencegahannya
Meski memiliki banyak manfaat, penggunaan GenAI dalam pendidikan juga menimbulkan kekhawatiran terkait potensi kecurangan akademis. Berikut beberapa strategi untuk menghindarinya.
1. Pendidikan Etika Digital: Institusi pendidikan harus memberikan edukasi tentang etika penggunaan teknologi, termasuk GenAI. Siswa harus memahami pentingnya integritas akademis dan konsekuensi dari kecurangan. Pendidikan moral, karakter, dan pemahaman akan filosofi keterdidikan penting.
2. Pengawasan dan Pengendalian Penggunaan AI: Penggunaan AI dalam tugas dan ujian harus diawasi dengan ketat. Institusi dapat menggunakan perangkat lunak pendeteksi plagiarisme dan keaslian untuk memastikan bahwa pekerjaan siswa adalah hasil usaha mereka sendiri. Beragam strategi dengan evaluasi berbasis kinerja langsung perlu dipertimbangkan.
3. Pengembangan Kebijakan Penggunaan AI: Institusi pendidikan harus memiliki kebijakan yang jelas tentang penggunaan AI dalam konteks akademis. Kebijakan ini harus mencakup batasan dan panduan tentang bagaimana AI dapat digunakan secara sah.
4. Penekanan pada Proses Belajar, Bukan Hasil Akhir: Pengajaran harus lebih menekankan pada proses belajar daripada hasil akhir. Penilaian berbasis proyek, diskusi, dan presentasi dapat mengurangi insentif untuk kecurangan, karena siswa harus menunjukkan pemahaman dan kemampuan mereka secara langsung.
5. Teknologi Pendukung: Pengembangan teknologi yang dapat mendeteksi penggunaan AI dalam pembuatan tugas akademis dapat membantu mencegah kecurangan. Misalnya, algoritma yang dapat mengidentifikasi pola teks yang dihasilkan oleh AI versus yang ditulis oleh manusia.
6. Promosi Kolaborasi dan Partisipasi Aktif: Mendorong siswa untuk berkolaborasi dan berpartisipasi aktif dalam proses belajar dapat mengurangi ketergantungan pada AI. Kegiatan kelompok dan proyek kolaboratif memungkinkan siswa untuk belajar satu sama lain dan mengembangkan keterampilan sosial.
GenAI seperti ChatGPT memiliki potensi besar untuk meningkatkan proses pembelajaran dalam bidang bahasa dan seni. AI dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan menulis dan berbicara, memberikan inspirasi kreatif, dan menyediakan akses ke sumber belajar yang beragam. Namun, untuk menghindari potensi kecurangan akademis, penting bagi untuk menerapkan strategi yang efektif, termasuk edukasi tentang etika digital, pengawasan penggunaan AI, pengembangan kebijakan penggunaan AI, dan penekanan pada proses belajar. Dengan pendekatan yang tepat, GenAI dapat menjadi media pendukung penting yang dapat membantu siswa mencapai potensi penuh mereka tanpa mengorbankan integritas akademis.
Penulis: Pengelola Lab FBS Undiksha