SNGARAJA, BALIPOST.com – Perguruan Tinggi (PT) didorong untuk terus memaksimalkan penerapan pembelajaran Dalam Jaringan (Daring). Hal tersebut salah satunya untuk meningkatkan daya saing di tengah revolusi industri 4.0. Demikian disampaikan Direktur Pembelajaran Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Dr. Paristiyanti Nurwardani saat menjadi narasumber pada seminar di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), Kamis (8/8).
Dijelaskan, penerapan pembelajaran berbasis teknologi itu sudah dilakukan pada Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk sejumlah perguruan tinggi yang menyandang Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), termasuk Undiksha. Output-nya tergolong memuaskan, dengan tingkat kelulusan melampui target.
Bahkan ada yang seratus persen. Dari itu, dinilai pembelajaran tersebut layak untuk diperluas, terlebih di era berbasis informasi teknologi ini. “Ada perguruan tinggi yang membuat kebijakan untuk penerapan pembelajaran ini. Dosen yang bisa melakukan secara maksimal, diberikan reward. Begitu juga sebaliknya. Reward ini penting menjadi alat untuk mencapai tujuan yang kebijakannya telah dibuat oleh rektor,” ucapnya.
Undiksha, termasuk Fakultas Bahasa dan Seni dinilai tidak sulit untuk menggenjot penerapan pembelajaran itu. Sebab, sudah ada penerapan layanan berbasis teknologi.
Yang perlu dilakukan tinggal mempersiapkan konten pembelajaran dengan menawarkan keunikan. “Harus ada sesuatu yang berbeda dengan yang lain,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Rektor III Undiksha, Prof. Dr. I Wayan Suastra, M.Pd usai menghadiri seminar itu mengatakan dari sisi jaringan, perguruan tinggi dengan delapan fakultas ini sudah sangat siap untuk mengimplementasikan pembelajaran Daring. Kini sudah berjalan, hanya saja baru lebih fokus untuk Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) dan PPG. “Jaringan internet sudah memadai. Sekarang yang masih kita galakkan adalah ke dosennya. Terus kita laksanakan pelatihan secara intensif, membuat konten pembelajaran, memanajemen secara baik,” katanya.
Pembelajaran itu, sambung mantan Direktur Pascasarjana Undiksha ini relevan untuk diterapkan, mengimbangi pola hidup generasi muda yang sangat melekat dengan internet. “Pembelajaran harus disiapkan dengan mengikuti kondisi kekinian,” ucapnya.
Mendukung itu, Undiksha juga sudah membentuk Pusat Pengembangan Pembelajaran Daring, di bawah kendali akademisi bidang Teknologi Pembelajaran, Dr. I Gde Wawan Sudatha, S.Pd., S.T., M.Pd.,yang turut menjadi narasumber pada seminar itu. “Dengan pembentukan pusat secara khusus ini, kami berharap pembelajaran Daring bisa semakin maksimal,” imbuh Suastra.
Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Undiksha, Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, M.A., mengakui selain SDM, konten pembelajaran juga masih menjadi kendala dalam penerapan pembelajaran itu. Ia berharap melalui seminar ini, pemahaman dosen bisa semakin meningkat. “Mengantisipasi era revolusi industri 4.0, kita ingin menyambut kebijakan Rektor, bahwa 20 sampai 40 persen adalah pembelajaran Daring untuk prodi, 50 persen untuk MPK dan 100 persen untuk PPG. Setelah seminar ini, kami di fakultas akan membuat kebijakan,” ulasnya. (kmb/balipost)
(Sumber: balipost)