
Empat Mahasiswa PBJ Undiksha Lolos Magang Bergengsi di Okinawa
Februari 24, 2025Singaraja – Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha (FBS Undiksha) kembali menghadirkan perhelatan seni bertaraf internasional melalui Buleleng International Rhythm Festival (BIRF) 2025, Senin (10/3/2025). Festival ini menjadi ajang kolaborasi budaya Indonesia dan Jepang, dengan menggandeng Sanggar Seni Santhi Budaya serta International Organization of Folk Art (IOV) UNESCO.
Dekan FBS Undiksha, Drs. I Gede Nurjaya, M.Pd., yang menginisiasi kerja sama dengan IOV UNESCO dalam festival ini, menegaskan bahwa sinergi antarbudaya sangat penting untuk memperluas wawasan seni dan mempererat hubungan internasional. Melalui BIRF 2025, ia berharap Undiksha dapat menjadi jembatan bagi pertukaran budaya yang lebih luas.
Pagelaran yang berlangsung di Wantilan Kampus FBS Undiksha ini diawali dengan pementasan tari Jauk Manis, yang dibawakan dengan anggun oleh mahasiswa FBS Undiksha dan diiringi tabuh dari Sekaa Gayotra. Gerakan khas tari Bali ini memukau penonton, termasuk delegasi IOV UNESCO serta mahasiswa asing dari Belanda yang turut hadir.






Nuansa budaya Jepang turut mengisi panggung melalui penampilan grup Kikuyo Musashi Kengoudaiko, yang membawakan atraksi drum Jepang dengan penuh energi. Kelompok yang beranggotakan anak-anak ini sukses mencuri perhatian audiens dengan ritme dinamis dan pukulan drum yang bertenaga. Tak hanya itu, peserta juga diajak mengenal lebih dalam alat musik tradisional Jepang melalui sesi lokakarya.
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Undiksha turut meramaikan acara dengan membawakan tarian khas Jepang. Ragam penampilan yang disuguhkan memperkuat pesan utama festival ini: menjembatani budaya melalui seni.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kerja Sama Undiksha, Prof. Dr. Gede Rasben Dantes, dalam sambutannya menekankan pentingnya acara semacam ini sebagai ruang interaksi budaya yang memperkuat hubungan antarbangsa. Ia berharap BIRF dapat terus menjadi wadah bagi seniman untuk memperkenalkan seni Indonesia di tingkat global.









Perwakilan IOV UNESCO, Andris Adhitra, turut mengapresiasi kolaborasi yang terjalin dalam festival ini. Menurutnya, bahasa dan budaya adalah jembatan bagi peradaban, sehingga upaya memperkenalkan seni lintas negara harus terus dilakukan guna mempererat hubungan internasional.
Sebagai bagian dari festival, dilakukan pula penandatanganan kerja sama antara Undiksha dan IOV UNESCO. Kesepakatan ini diharapkan membuka peluang lebih luas bagi pengembangan seni dan budaya di kancah global.
Dengan terselenggaranya BIRF 2025, Undiksha menegaskan komitmennya dalam mempromosikan warisan budaya, sekaligus mempererat jejaring internasional melalui seni. Festival ini diharapkan dapat menjadi agenda tahunan yang semakin memperkaya pertukaran budaya di masa mendatang.