FBS Undiksha Melepas 84 Sarjana Baru dalam Acara Pelepasan Wisudawan/ti Periode Maret 2018
Maret 22, 2018Prodi. Pendidikan Seni Rupa Gelar Pameran Bertajuk “Visual Art Exhibition (O)P(E)RASI”
Juli 13, 2018Tim Creative Writing FBS Undiksha diundang sebagai tamu kehormatan dalam acara National Tribal Book Festival Di India. Acara tersebut adalah sebuah festival untuk merayakan budaya Bodo melalui creative writing, penerbitan, dan workshop. Tim Creative Writing FBS dipimpin oleh Dekan FBS Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, M.A. ditemani oleh Ketua Pusat Creative Writing Dr. Luh Putu Artini, M.A, dan Sekretaris pusat Kadek Sonia Piscayanti, S.Pd., M.Pd.
Kepergian Tim ke India untuk pertama kalinya adalah dalam rangka memenuhi undangan Bodo Writers’ Academy dalam event National Tribal Book Festival yang diselenggarakan di Bodofest Complex, di Kokhrajar District, Bodoland Territorial Area, Assam, Wilayah Timur Laut India. Sir Rajen Basumatary selaku President of Bodo Writers’ Academy juga pernah bekerjasama dengan FBS Undiksha untuk menyelenggarakan Seminar International cum Literary Festival and Cultural Exchange di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha pada tanggal 8 Januari 2018. Kedatangan team creative writing ke India, segala biaya akomodasi sepenuhnya di tanggung oleh Bodo Writers’ Academy yang didukung oleh Pemerintah India. Semua ditanggung, mulai dari tiket pesawat PP, hotel, makan, dan transport lokal.
Venue National Tribal Book Festival adalah di Bodofa Cultural Complex yang sangat luas, sekitar satu hektar, dan di tengah-tengah area tersebut adalah auditorium besar dan luas bergaya panggung proscenium. Tim dipertemukan dengan Sir Rajen dan hampir semua anggota Bodo Writers’ Academy yang sempat hadir dalam acara International Conference Januari kemarin. Tanggal 21 Maret 2018 adalah hari puncak festival sekaligus penutupan festival yang berlangsung 10 hari. Agenda utama dari Tim, di festival tersebut adalah memperkenalkan budaya Bali kepada penulis di Bodo Writers’ Academy terutama budaya Bali yang hampir sama dengan budaya Bodo. Ibu Dekan,Prof. Titik menjelaskan tentang filosofi yang mendasari budaya Bali, pandangan hidup masyarakat Bali, termasuk tari Bali, dan kidung yadnya. Bahkan beliau menyanyikan kidung Bali. Ibu Kadek Sonia Piscayanti memiliki sesi diskusi khusus dengan penerbit dan penulis dalam festival tersebut. Pada intinya Ibu Sonia memotivasi mereka untuk berkarya dan bicara tentang budaya mereka melalui karya. ibu Sonia juga menceritakan proses kreatif menulis yang telah dibuat olehnya dan membacakan dua puisi yang berjudul My Hair My Hair dan Burning Hair. Sementara Ibu Dr. Artini membawakan sebuah cerita rakyat Bali yaitu Bawang Merah Bawang Putih. Para Peserta antusias mendengarkan dan merespon. Bahkan tim sempat diwawancarai oleh beberapa media tentang kesan-kesan dalam acara festival tersebut. Ada kurang lebih empat media elektronik dan cetak yang mewawancarai tim, salah satunya dari Bodoland Express milik Sir Rajen Basumatary president Bodo Writers’. Di akhir Festival ditutup dengan pertunjukan budaya mulai dari ritual persembahan kepada Tuhan disertai nyanyian dan musik khas Bodo, lalu pertunjukan musik klasik Bodo yang dipadukan dengan instrumen modern, pertunjukan tari-tarian Bodo, film tentang Bodo, hingga drama tentang Bodo. Keseluruhan panel memakan waktu dari pukul 11 siang hingga pukul 21.00 malam.